Rabu, 08 Juni 2011

Artikel Wawancara - Bryan 08110110015

Saya memiliki teman yang bernama Benny Wijaya, yang sering dijuluki si muka tomat karena mukanya akan memerah apabila dia merasa malu. Saya bertemu dengan dia pertama kali pada saat kami memasuki semester pertama di UMN. Pada awalnya kami pun tidak terlalu dekat, lalu dengan berjalannya waktu kami pun mulai lebih akrab satu sama lain karena ternyata pada semester kedua saya dan teman saya ini tetap satu kelas. Setelah hubungan kami makin akrab tentu saya juga semakin mengenal sifat dan karakternya. Walaupun kami memiliki banyak kecocokan, tentu saja tetap ada beberapa perbedaan.
Perbedaan yang mencolok adalah dalam gaya bahasa yang kami gunakan karena kami berasal dari daerah yang berbeda, saya berasal dari pulau Jawa dan teman baik saya satu ini berasal dari pulau Sumatera. Dalam kesehariannya pria berkacamata ini lebih banyak menggunakan bahasa chinese daripada bahasa indonesia, sedangkan saya lebih banyak menggunakan bahasa indonesia yang bercampur dengan bahasa jawa. Saat pertama kali saya mulai dekat dengan dia, saya merasa aneh dengan bahasa yang dia gunakan, banyak sekali kata – kata yang saya kurang mengerti demikian juga dengan dia karena bahasa yang saya gunakan bercampur dengan bahasa jawa juga. Sampai sekarang pun terkadang saya masih susah memahami bahasa yang dia gunakan, walaupun sedikit demi sedikit saya mulai belajar bahasa yang dia gunakan sebaliknya juga dengan teman saya yang biasa dipanggil ben ini. Contoh perbedaan yang lainnya adalah dalam hal makanan. Teman saya yang berasal dari pulau Sumatera ini lebih suka makanan yang manis, sedangkan saya lebih suka makanan yang asin. Walaupun begitu,terkadang perbedaan kami dalam hal makanan ini juga ada untungnya, tetapi terkadang juga kami berdebat dalam hal memilih makanan. Selain itu teman saya yang memiliki satu orang kakak ini lebih suka memakan makanan yang berkuah, sedangkan saya lebih suka makanan – makanan yang kering.
Walaupun memiliki beberapa perbedaan, tetapi masing – masing dari kami selalu berusaha untuk mau mengerti satu sama lain. Dari cerita pengalaman saya di atas yang saya harap dapat lebih menjelaskan sosok teman saya yang satu ini, dapat disimpulkan bahwa setiap daerah memiliki tata bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Seperti dalam peribahasa lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar